Sejarah dari Museum Pangeran Diponegoro Yogyakarta

Halo teman-teman semua!

Kali ini kami ingin memberitahu kalian mengenai salah satu tempat wisata yang cukup bersejarah dari kota gudeg yaitu Kota Yogyakarta.


Wisata ini merupakan salah satu sejarah yang dari terciptanya negara Indonesia saat ini lho, wisata ini merupakan Museum Pangeran Diponegoro dan juga Tembok Jebol.


Museum Pangeran Diponegoro merupakan museum yang dimana di dalamnya terdapat peninggalan pada zaman Pangeran Diponegoro dahulu, nah di sekitar museum ini juga terdapat bekas rumah peninggalan Pangeran Diponegoro dan keluarganya juga loh.


Sebelumnya kalian tahu tidak siapa itu Pangeran Diponegoro? Nah Pangeran Diponegoro sendiri adalah salah satu dari sekian banyak pahlawan bangsa Indonesia yang melawan penjajahan Belanda pada tahun 1825-1830. Oleh sebab itulah museum Pangeran Diponegoro ini didirikan tak lain tak bukan untuk mengenang jasa-jasa dari Pangeran Diponegoro pada masa penjajahan Belanda dahulu.

Museum ini merupakan bekas tempat tinggal Pangeran Diponegoro beserta keluarganya. Museum ini mulai didirikan oleh Mayjend TNI Surono yang kemudian dilanjutkan oleh Mayjen TNI Widodo. Menurut Surat Keputusan Pangdam VII Diponegoro, pada tanggal 2 Juli dibentuknya panitia persiapan perencanaan pelaksanaan pembangunan Monumen Pangeran Diponegoro yang ada di Tegalrejo Yogyakarta. Seorang ahli waris Pangeran Diponegoro menyetujui tanah peninggalan Pangeran Diponegoro dijadikan sebagai monumen. Dan surat pernyataan tersebut ditandatangani oleh KRT. Prodjodiningrat, Nyi Hajar Dewantara, dan dr. Sahir Nitihardjo. 
Pangdam VII yang merupakan pembina Rumpun Diponegoro, pada tanggal 5 Oktober 1968 menanam prasasti di dalam tanah bekas puri Pangeran Diponegoro. Prasasti tersebut bertuliskan Ngesti Paras Gapuraning Tunggal yang menunjukkan angka 1968M. Prasasti tersebut mempunyai arti “untuk mencapai cita-cita yang indah dengan jalan tenar akan terjalin suatu persatuan.” Museum ini diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1969 oleh Jendral TNI (purnawirawan) Soeharto (Sumber : alodiatour.com)
Di dalam museum ini kalian bisa benda-benda bersejarah seperti keris, tombak, senapan, tameng, bandhil pada zaman Pangeran Diponegoro dahulu, selain itu ada juga meja dan kursi yang dahulu dimiliki oleh Pangeran Diponegoro. Nah yang paling unik menurut kami adalah Kereta Kuda yang ada di museum ini, kereta kuda ini digunakan oleh Pangeran Diponegoro pada masa Sri Sultan Hamengkubowono ke VIII, oh iya kereta kuda ini asli buatan Belanda lho.

Museum ini pun juga memiliki foto-foto serta lukisan zaman dahulu, contohnya adalah relief yang ada di bagian depan Museum ini tentunya membuat museum Pangeran Diponegoro ini memiliki daya tarik tersendiri, karena hal tersebut bisa membantu kita untuk memvisualisasikan apa yang terjadi pada masa penjajahan dan perjuangan Pangeran Diponegoro dahulu.


Nah persis di depan museum kalian akan melihat dinding dengan relief sosok raksasa melawan naga yang disimbolkan sebagai Butho Mekso Basuki ning Bawono, semacam slogan yang menggambarkan tokoh Diponegoro.

Relief itu ternyata adalah Sengkalan Memet ( Candra Sengkala ) yang berarti 5281 dan aturan membacanya secara terbalik ini mempunyai makna 1825 sebagai tanda pecahnya perang Pangeran Diponegoro. Dengan berkunjung ke museum Sasana Wiratama dan menyimak jejak perjuangan Pangeran Diponegoro ini membuat kita bisa lebih menghargai jasa-jasa para pejuang. (Sumber : kompasiana.com)
Tunggu apalagi, Yuk wisata ke Yogyakarta !

Load comments

0 Comments