Waduk Undip, Sebuah Tempat Wisata Tersembunyi di Semarang

Waduk Undip, Sebuah Tempat Wisata Tersembunyi di Semarang

Halo teman-teman semua

Waduk Undip merupakan tempat baru yang dibangun sekitar tahun 2013, dan baru selesai sekitar tahun 2015. Waduk Undip sendiri dijadikan sebagai tempat wisata bagi warga sekitar Undip maupun mahasiswa, guna melepas penat, ngobrol-ngobrol atau bahkan hanya sekedar memancing saja. Waduk Undip memiliki 2 waduk yang di pisah oleh sebuah jembatan, selain menyuguhkan pemandangan yang hening dan menyejukkan. Waduk Undip pun juga memiliki taman untuk bersantai-santai dan juga banyak tempat untuk foto-foto di sekitar tempat tersebut.

Selain dijadikan sebagai waduk, warga sekitar memanfaatkan tempat ini guna membawa keluarga, dan mahasiswa membawa teman sejawat untuk menghabiskan waktu dan bercanda ria bersama. Waduk ini ramai pada jam 4-6 sore hari, karena pemandangan yang indah juga suasana yang tidak terlalu bising membuat waduk Undip dijadikan tempat yang cocok untuk lari sore, memancing, dan bahkan berfoto-foto. Karena waduk ini menghubungkan antara perkampungan dan juga sekitar stadion Undip. Dekat dengan hutan Undip membuat tempat ini terlihat asri. Karena banyak pepohonan rindang di sekitar waduk ini.

Ada 2 buah waduk di Kota Semarang. Yang paling populer tentu adalah Waduk Jatibarang yang berada di Kecamatan Gunungpati / Mijen. Selain Jatibarang, ada satu lagi waduk, yaitu Waduk Pendidikan Diponegoro atau lebih sering disebut Waduk Undip, karena berada di area kampus Undip, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Mulai dibangun pada tahun 2013 dengan dana hibah dari Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, waduk dengan luas daerah tangkapan air mencapai 10,24 kilometer persegi memiliki kedalaman sekitar 15 meter dan dapat menampung genangan air normal hingga 13.500 meter kubik. (Sumber : Seputarsemarang.com)



Lawang Sewu yang Masih Eksis Di Kalangan Wisatawan !

Lawang Sewu yang Masih Eksis Di Kalangan Wisatawan !

Siapa sih yang tidak tahu Lawang Sewu? Lawang Sewu dahulu sempat viral dikarenakan menjadi tempat uji nyali “dunia lain” yang dimana menarik perhatian banyak orang. Lawang Sewu sering disandingkan dengan kata "menyeramkan". Karena memang pada zaman dahulu, Lawang Sewu dijadikan tempat tahanan yang sadis, dimana pahlawan-pahlawan Indonesia banyak yang terbunuh di sana. Tapi sebenarnya Lawang Sewu sendiri adalah pusat kereta api Belanda dan juga dijadikan sebagai benteng pertahanan Belanda. 

Sekarang Lawang Sewu dijadikan sebagai obyek wisata yang menjadi ikonik kota Semarang. Kurang lengkap rasanya bilamana berkunjung ke Semarang namun tidak mencoba memasuki Lawang Sewu. Dinamakan Lawang Sewu karena memang tempat wisata ini memiliki pintu dan jendela yang amat banyak, diperkirakan pintu dan jendela yang ada berjumlah 1000 lebih, sehingga dinamakan Lawang Sewu yang artinya pintu seribu.

Sebenarnya sekarang Lawang Sewu tidak seseram yang ada di televisi dan dipikirkan oleh orang-orang. Karena sekarang Lawang Sewu sudah banyak perubahannya, mulai dari penerangan yang bagus, pengecatan tembok dan juga renovasi dalam ruangan dan luar ruangan. Selain itu di Lawang Sewu, juga terdapat tour guide untuk wisatawan asing maupun lokal, sehingga kita tidak akan kesasar dan juga pengetahuan kita akan bertambah terhadap sejarah Indonesia yang satu ini.
Lawang Sewu (bahasa Indonesia: seribu pintu) adalah gedung gedung bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini, dahulu yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang). 

Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi. Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero (Sumber : Wikipedia)

Nah, Lawang Sewu berbeda dari tempat wisata pada umumnya yang hanya menyuguhkan isi dari tempat wisata tersebut. Lawang Sewu juga memiliki ruang bawah tanah yang sering dianggap orang-orang sebagai tempat terseram, karena tempat ini adalah penjara bawah tanah, posisinya terletak di bawah gedung inti Lawang Sewu. Di tempat ini banyak sekali pahlawan-pahlawan yang dahulu memperjuangkan Indonesia di penjara di sini, bahkan satu tempat penjara berukuran 2x2 m yang diisi oleh 20 orang tahanan. Oleh karena itu mengapa tempat ini sangat menarik dan mempunya banyak sekali sisi-sisi tempat yang wajib di ketahui. Seperti terdapat museum KAI, dan juga per-lantai dan per-gedungnya juga peruangannya memiliki sejarah dan kisahnya sendiri-sendiri

Daripada penasaran, mari luangkan waktu untuk berkunjung ke Lawang Sewu, di jamin pasti kamu akan penasaran dengan tempat ini, oleh karena itu, Yuk ! Ke Semarang !